Artikel

Kebangsaan

Rabu, 19 Januari 2011

Urgensi Pemilwa bagi Mahasiswa


Oleh: Luluk Fadlilah*
Dalam perjalanan kehidupan mahasiswa tidak selamanya harus berkutat dengan akademis, ada kesadaran yang harus di tumbuhkan demi mencapai kemajuan kampus secara utuh, yaitu kesadaran politik dalam mengiring dan membawa kampus ke arah yang lebih baik dan ideal. Hal ini hanya bisa dilakukan dengan pemilihan mahasisa (Pemilwa).
Pemilwa adalah momentum pesta demokrasi mahasiswa yang harus di ikuti oleh seluruh mahasiswa, Kenapa begitu?. Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus paham dahulu, apa itu pemilwa dan apa manfaatnya dipandang dari aspek pendidikan untuk mahasiswa?.
Mahasiswa adalah bagian terpenting masyarakat yang mempunyai kesadaran pendidikan lebih dibanding yang lain. Ia di cetak untuk menjadi insan yang mampu menjawab dan menberikan solusi terhadap problematika sosial dan bangsa. Kehadirannya dengan kapasitas pengetahuan yang dimiliki diharapkan menjadi angin segar dalam keterpurukan bangsa ini. Sehingga alangkah naifnya, jika ia masih berfikir untuk dirinya sendiri (kafir sosial). Dan pemilwa ini adalah bentuk kepedulian sosial kita terhadap masa depan mahasiswa secara menyeluruh.
Secara normatif, pemilwa adalah ajang proses regenerasi kepengurusan, baik ditingkatan Dewan Mahasiswa, Senat Mahasiswa Universitas, Senat Mahasiswa fakultas, Badan Ekskutif Mahasiswa Fakultas dan Badan Ekskutif Mahasiswa Jurusan. Seluruh organisasi ekstra mahasiswa yang ada di kampus berhak dan mempunyai kesempatan yang sama untuk mengikuti pemilwa ini. Dari sinilah nilai-nilai demokrasi tertanam di lingkungan kampus.
Secara substansial, pemilwa adalah ajang pembelajaran politik untuk menberikan pengalaman lebih selain dunia akademis. Yang pada tujuannya diharapkan nanti, bekal pengalaman itu dapat dijadikan referensi ketika terjun di masyarakat secara langsung. Diakui atau tidak dalam bangku kuliyah hal ini kita tidak dapatkan. Sehingga sangat merugi jika pemilwa ini tidak direspon dengan baik oleh seluruh mahasiswa.
 Bagi mahasiswa yang acuh tak acuh akan menganggap pemilwa adalah hal yang tak penting untuk diikuti sebab menbuang-buang waktu. Pandangan lain,  mahasiswa yang konserfatif memandang pemilwa adalah hal yang kotor dan keji. Yang lebih parah lagi ada pandangan bahwa pemilwa dilakukan secara tidak tidak adil sehingga haram hukumnya mengikuti pemilwa.
Betapa pendek dan sempit pemikiran mahasiswa yang mempunyai anggapan seperti itu, padahal jelas dari pengalaman pemilwa yang diadakan tiap tahun, khususnya di kampus putih UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta selalu mengedepankan aspek prosedural, administratif dan sesuai dengan undang-undang yang ada. Walaupun masih ada hal-hal yang dirasa kurang baik tapi inilah mahasiswa yang seharusnya bijak dalam bersikap dan belajar dari pengalaman. Secara teori kita sudah dapat di bangku kuliyah dan pemilwa adalah ajang praksis untuk penerapan teori itu.
Apapun anggapannya terhadap pemilwa, jika ditelisik lebih jauh dari aspek pengalaman, pendidikan dan sosial kita akan paham bahwa pemilwa ini sangat penting untuk digalakkan dan disambut dengan terbuka oleh seluruh mahasiswa. Semuga pesta demokrasi (pemilwa) yang sebentar lagi akan di adakan di UIN Sunan Kalijaga akan di respon baik oleh seluruh kalangan. Wassalam!!!
*) Mahasiswi JS, Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Kader muda PMII Ashram Bangsa

1 komentar: